Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KASUS CARLOS GHOSN


Renault S.A adalah sebuah produsen kendaraan Prancis yang didirikan pada tahun 1899. Berkantor pusat di Boulogne-Billancourt.
Nissan Motor Company Ltd adalah sebuah produsen otomotif multinasional asal Jepang. Nissan dulunya dipasarkan dengan merek Datsun sampai 1983. Kantor utamanya terletak di wilayah Ginza, Tokyo. Namun pada tahun 2011, Nissan resmi memindahkan kantor pusat ke Nishi-ku, Yokohama.
Mitsubishi Motors Corporation adalah salah satu perusahaan Jepang yang memproduksi kendaraan terutama mobil. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 22 April 1970 dan merupakan salah satu perusahaan di bawah bendera Mitsubishi Group. Berkantor pusat di Minato, Tokyo, Japan.
Carlos Ghosn merupakan sosok fenomenal dalam dunia otomotif modern. Dia menjadi inspirasi karena taktik jitunya terbukti sanggup menyelematkan banyak perusahaan. Ghosn lahir di Porto Velho, Brasil pada tanggal 09 Maret 1954 dari kedua orang tuanya yang keturunan Libanon. Ghosn tercatat sebagai warga negara Prancis dan Brasil.
Awal mula kesuksesan Ghosn dimulai pada 1981, saat Ghosn menjadi manajer di bagian manufaktur ban Michelin di Le Puy, Prancis. Kariernya terus menanjak naik dan dipercaya sebagai Head of RnD Michelin, Prancis pada 1984.
Sampai akhirnya Michelin memutuskan ingin berekspansi ke Brasil. Pemilik Michelin, Francois Michelin tak ambil pusing, ia menunjuk Ghosn sebagai Chief Operating Officer Michelin, Brasil pada 1985.
Usaha Ghosn membuahkan hasil setelah beberapa tahun belajar strategi finansial perusahaan ban Michelin. Ghosn pun berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan dan menjadikan Michelin salah satu pabrik ban paling sukses di Brasil.
Francois yang melihat gairah Ghosn di industri pemasok otomotif semakin tinggi, kemudian mempercayakan Ghosn memimpin perusahaan yang diakuisisi oleh Michelin, perusahaan ban lokal Uniroyal Goodrich pada 1990.
Ghosn kembali berhasil menemukan masalah-masalah inti perusahaan ban. Dengan kecerdasannya, Ghosn sukses mengelola dua perusahaan dan meningkatkan efisiensi kerja. Cara kerja Ghosn ini membuat dirinya dijuluki "The Cost Cutter" atau si pemangkas biaya produksi.
Sejak saat itu, Ghosn mulai dilirik perusahaan otomotif. Ghosn pun tergoda mendapat tawaran menggiurkan dari Renault. Ghosn pun menerima dan menjabat sebagai Executive Vice President Renault pada 1996. Ghosn berhasil membuat perusahaan mobil Perancis itu selamat dari kebangkrutan.
Lima tahun berselang, menjadi CEO Nissan setelah Renault mengambil alih lebih dari 40 persen saham. Nissan yang di akhir tahun 1990’an nyaris gulung tikar dengan beban utang dua triliun yen juga berhasil dibangkitkan oleh Ghosn dalam waktu singkat.
Kondisi finansial Nissan semakin solid hingga akhirnya membeli 35 persen saham Mitsubishi Motors Corporation pada 2016. Jadilah aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi yang tahun 2017 lalu berhasil menjual 10,6 juta unit kendaraan, terbanyak kedua di dunia setelah Volkswagen.
Kilas balik Ghosn sebagai pemimpin perusahaan patut diacungi dua jempol, sebab Ia sanggup menggabungkan tiga perusahaan berbeda kultur guna memerangi produsen mobil global Volkswagen grup, Toyota dan GM.
Namun, pada hari Senin 19/11/2018 malam Ghosn ditangkap oleh otoritas Jepang. Hal ini dikarenakan Ghosn telah melakukan pelanggaran keuangan pada perusahaan yang dipimpinnya.
Ghosn dan Direktur Perwakilan, Greg Kelly berkonspirasi mengisi laporan sekuritas tahunan berisi pernyataan-pernyataan palsu dengan tidak melaporkan pendapatannya sebesar 5 miliar yen (Rp647,9 miliar) selama lima tahun. yang didapatkan selama tahun fiskal 2010-2014.
Selain masalah pendapatan, Ghosn telah menggunakan uang perusahaan dengan skema pembiayaan startup atau investasi namun penggunaannya justru dilakukan untuk membeli rumah mewah yang berada di dua kota terkenal tersebut.
Dua kota yang menjadi lokasi pembelian rumah mewah tersebut tak ada hubungannya dengan kepentingan bisnis, ataupun pengemmbangan bisnis yang dilakukan oleh aliansi Nissan-Renault dan Mitsubishi.
Nissan telah menemukan pelanggaran lain Ghosn yaitu dimana kakak perempuannya juga disebut menerima gaji buta. Nissan membayar sekitar US$ 100.000 (Rp 1,4 miliar) per tahun untuk kakak Ghosn. Padahal, kakak perempuannya itu tidak mengerjakan apa-apa untuk perusahaan.
Pembayaran kepada saudari Ghosn itu berdasarkan kontrak untuk tugas sebagai penasehat mulai 2002, setahun setelah Ghosn mengambil peran sebagai CEO dan Presiden Nissan. Sumber internal Nissan menyebutkan, dalam total kakak perempuan Ghosn menerima hampir US$ 1,7 juta (Rp 24,7 miliar). "Meski kami telah membayar jumlah tersebut, saya juga diberitahu bahwa tidak ada hasil aktual dari pekerjaannya," kata seorang eksekutif Nissan.
Dengan adanya kasus ini, maka risiko yang dihadapi aliansi Renault, Nissan dan Mitsubishi adalah mereka kehilangan sosok penting bagi perusahaan yang telah mencapai apa yang tidak banyak orang lain bisa lakukan, Ghosn adalah motor penggerak di balik aliansi ini. Ia menyatukan tiga produsen mobil ini menjadi satu kekuatan dengan total penjualan yang bisa menyaingi Volkswagen, Toyota, dan General Motors. Dan Ghosn menunjukkan pada dunia otomotif bahwa kemitraan bisa berlangsung sehingga menghemat miliaran dolar.
Industri otomotif global saat ini harus menginvestasikan puluhan miliar dolar untuk membangun mobil listrik. Sehingga ini merupakan tantangan besar yang dihadapi industri mobil saat ini membuat kemitraan yang digawangi Ghosn akan bertahan. Namun, tidak akan berjalan seperti semula karena tidak dapat dipungkiri dengan adanya kasus ini mengakibatkan adanya sedikit kekacauan.
Penangkapan Chairman Carlos Ghosn, Nissan Motor Co dikabarkan akan menunda peluncuran Leaf dan pengenalan model Nissan grand Livina berbasis Mitsubishi Xpander karena ingin memastikan bahwa peluncuran produk yang penting ini dapat menerima cakupan yang layak.
Nilai saham Renault, Nissan dan Mitsubishi mengalami penurunan. Nilai saham Nissan turun lebih dari 4 persen, sementara Mitsubishi Motors merosot lebih dari 7 persen. Sedangkan saham Renault juga jatuh lebih dari 8 persen di bursa Eropa. Saham perusahaan anjlok karena kekhawatiran investor terhadap masa depan produsen mobil nomor dua terbesar di Jepang dan aliansinya. Apalagi, Ghosn dipastikan akan diberhentikan dari kursi dewan. Persoalannya, secara pribadi, Ghosn dikenal andal dalam kepemimpinannya di Nissan dan membentuk ikatan yang kuat dengan aliansi bisnisnya.
Ghosn merekayasa dokumen laporan pendapatannya karena untuk menghindari protes dari petinggi Nissan soal bayaran Ghosn yang terlampau tinggi dan tindakan ini dilakukan setelah pemerintah Jepang mengharuskan perusahaan melaporkan nama petinggi yang mendapatkan penghasilan lebih dari 100 juta yen per bulan. Namun, Ghosn hanya melaporkan 1 miliar yen per tahun sedangkan untuk gaji Ghosn, mencapai 4,98 miliar yen. Artinya tidak ada kewajiban melaporkan jumlah pendapatan kepada pemerintah. Ini merupakan penggelapan pajak.
Hal ini juga terjadi karena terlalu banyak wewenang diberikan kepada satu orang dalam konteks pengelolaan dimana Ghosn menjabat Chairman Nissan Motor, ia juga memangku jabatan Chief Executive Officer (CEO) Renault dan Chairman of The Board Mitsubishi Motors.
Nissan merupakan salah satu perusahaan yang tidak mematuhi tata kelola perusahaan Jepang pada 2015, yaitu tidak membuat komite dewan yang setidaknya dipimpin dua Direktur eksternal. Pada tahun 2018 Nissan menambahkan dua direktur luar lagi pada 2018, tetapi tidak memiliki latar belakang manajemen dan akuntansi perusahaan.
Dengan pengawasan yang lemah, Ghosn tidak dapat mengendalikan atas kekuasaan yang dimilikinya. Namun hal ini terjadi karena pribadi Ghosn meskipun memiliki reputasi yang hebat, cerdas tapi memiliki etika dan moral yang lemah.
Usaha – usaha yang akan saya lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi adalah jangan membiarkan kekuasaan berpusat pada satu orang, kepimpinan aliansi perusahaan tersebut dibagi menjadi tiga CEO perusahaan.
Mengharuskan ada Direktur independen untuk melakukan tugasnya, seperti pemantauan manajemen dan pemantauan konflik kepentingan antara perusahaan, manajemen, atau pemegang saham pengendali. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sesuai.
Serta memberikan pengawasan yang ketat, menjalankan internal control, transparansi kepada semua manajemen perusahaan, menjalankan dan mematuhi SOP, membenahi pencatatan aset perusahaan dan komisaris jangan hanya melihat dari hasil akhir laporan keuangan tapi harus melihat isi dari laporan itu sendiri.
Risiko yang terdapat dalam kasus ini adalah tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap Ghosn mengakibatkan kurangnya pengawasan sehingga Ghosn bebas menyalahgunakan keuangan dan aset perusahaan.
Dengan adanya kasus ini maka pejabat Perancis telah menurunkan tenaga ahli untuk membela Ghosn yang berstatus warga negaranya. Ini juga membuat hubungan kedua negara, Jepang dan Perancis, sedikit renggang. Kasus Ghosn ini telah menambah daftar skandal keuangan perusahaan Jepang.
Penangkapan Ghosn disebut akibat kongsi dari pihak Nissan yang geram dengan rencana Ghosn untuk mengubah strategi bisnis Renault-Nissan di dunia. Ini belum termasuk kecemburuan melihat Ghosn menerima miliran rupiah dalam satu tahun dari tiga perusahaan berbeda. Ini merupakan risiko yang dihadapi Ghosn yang memiliki kedudukan tertinggi dalam perusahaan.
Akibat skandal ini akan memiliki dampak yang luas di seluruh industri, bukan hanya Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance yang berisiko. Selama sembilan tahun terakhir, Ghosn telah menjalani kemitraan terpisah dengan Daimler AG, induk merek Smart dan Mercedes-Benz yang bekerja sama dalam berbagai proyek. Mesin yang dibuat oleh Nissan di Smyrna, TN, misalnya, digunakan dalam kendaraan Mercedes yang dirakit di Alabama. Merek Mercedes dan Nissan Infiniti berbagi pabrik perakitan Meksiko. Dan platform yang dikembangkan oleh Daimler mendukung Smart fortwo dan Renault Twizzy.
Jika saya adalah orang pertama yang mengetahui adanya kasus ini, maka yang saya lakukan adalah mengumpulkan bukti yang valid sebanyak mungkin, mengungkapkan dan melaporkan pada otoritas yang berwenang untuk diusut dan ditindak lanjuti dengan persyaratan menutupi atau tidak mengungkapkan identitas saya sebagai pelapor.
Karena kasus ini tidak bisa didiamkan karena tidak hanya merugikan perusahaan aliansi yang dipimpinnya, namun merugikan pemerintah Jepang dan masyarakat luas (investor).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar